Fasilitas Kesehatan Kolaps, Kasus Covid-19 di Gaza Meroket


Sistem kesehatan di Jalur Gaza, Palestina, memasuki situasi genting. Stok alat tes Covid-19 habis, lab uji sampel tak lagi bekerja, sementara jumlah kasus penularan virus melonjak.

“Kami belum menerima pasokan alat tes dalam empat hari terkahir,” kata Ameed Mushtaha, direktur di satu-satunya lab analisis sampel Covid-19 milik Gaza seperti dilansir Aljazeera, 7 Desember 2020.

Kementerian Kesehatan di Gaza telah meminta bantuan alat medis kepada badan kesehatan dunia WHO. Pengajuan bantuan kepada Otoritas Palestina juga telah dilakukan.

Hanya saja, katanya, Otoritas yang memerintah di Tepi Barat itu juga kekurangan alat kesehatan. Oleh karena itu, mereka juga meminta bantuan WHO.

Kementerian menyatakan langkah mendesak harus segera diambil demi tersedianya alat yang dibutuhkan untuk menangani sebaran virus. Hal senada disampaikan oleh gerakan perlawanan nasional Palestina, Hamas.

Petinggi Hamas, Bassem Naim, mengatakan, penyelenggara kesehatan biasanya melakukan 2.500-3000 tes per hari dengan estimasi biaya 75.000 dolar hingga 100.000 dolar. Namun penanganan pandemi kini tersendat.

“Jadi, sebuah langkah mendesak mesti diambil demi menyelamatkan warga Gaza,” kata mantan Menteri Kesehatan ini kepada AFP.

Direktur Pusat Hak Azasi Manusia Al-Mezan, Samir Zaqqout, menyebut Tel Aviv terlibat secara sistematis memperburuk krisis pandemi Covid-19. Dengan memblokade Gaza, Israel menghambat masuknya bantuan fasilitas kesehatan dan obat-obatan dari luar negeri.

Wilayah Palestina di pantai timur Laut Tengah ini berpenduduk 2 juta jiwa atau kurang lebih sepadan dengan kota Medan, Sumatera Utara. Tapi wilayah ini ditutup akses masuknya oleh Israel sejak 2007, setahun setelah kemenangan Hamas di Pemilihan Legislatif.

Gaza juga berbatasan dengan Mesir. Namun negeri Piramida itu ikut menutup perbatasannya ke Gaza.

Sejak diblokade, grafik kemiskinan dan pengangguran di Gaza meningkat. Kini terseok-seok menghadapi pagebluk lantaran sulitnya mendapatkan bantuan medis dari luar.

Pada tengah Agustus, Gaza hanya mencatatkan 100 kasus Covid-19. Tapi akhir-akhir ini, kasusnya melonjak. Seiring dengan itu, PBB telah memperingatkan sistem kesehatan Gaza berpotensi kolaps dalam waktu seminggu apabila kasus Covid-19 terus meningkat.

Secara keseluruhan, kasus Covid di Palestina mencapai 74.160, termasuk 700 yang meninggal dunia di Tepi Barat. Sementara di Gaza,  hampir 25.600 orang terinfeksi virus dan 150 nyawa di antaranya tak tertolong.

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *