Membersihkan permukaan Gaza dari persenjataan yang belum meledak kemungkinan akan memakan waktu antara 20 hingga 30 tahun, menurut seorang pejabat dari kelompok bantuan Humanity & Inclusion, yang menggambarkan daerah kantong itu sebagai “ladang ranjau yang mengerikan dan belum dipetakan”, lapor Reuters.
Lebih dari 53 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat sisa-sisa senjata mematikan dari serangan Israel yang telah berlangsung selama dua tahun sejak Oktober 2023, menurut basis data yang dipimpin PBB, yang diperkirakan oleh kelompok-kelompok bantuan merupakan perkiraan yang sangat rendah.
Gencatan senjata yang ditengahi AS bulan ini telah meningkatkan harapan bahwa tugas besar untuk membersihkan mereka dari jutaan ton puing dapat dimulai.
“Jika Anda melihat pembersihan penuh, itu tidak akan pernah terjadi, itu di bawah tanah. Kita akan menemukannya untuk generasi mendatang,” kata Nick Orr, pakar Penjinak Bahan Peledak di Humanity & Inclusion, membandingkan situasi dengan kota-kota di Inggris setelah Perang Dunia Kedua.
“Pembersihan permukaan, itu sesuatu yang bisa dicapai dalam satu generasi, saya rasa 20 hingga 30 tahun,” tambahnya. “Ini akan menjadi solusi kecil untuk masalah yang sangat besar.”
Orr, yang beberapa kali mengunjungi Gaza selama perang, adalah bagian dari tim beranggotakan tujuh orang di organisasinya yang akan mulai mengidentifikasi sisa-sisa perang di infrastruktur penting seperti rumah sakit dan toko roti minggu depan.
Namun, untuk saat ini, kelompok bantuan seperti miliknya belum mendapatkan izin penuh dari Israel untuk mulai memindahkan dan menghancurkan persenjataan maupun mengimpor peralatan yang dibutuhkan. [SHR]