UNICEF: Gaza Perlu Pasokan Penting Tanpa Batas

Kualitas bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza sama pentingnya dengan kuantitasnya, dan terdapat kebutuhan mendesak akan akses tanpa batas terhadap pasokan dasar, menurut Koordinator Darurat Utama UNICEF, Hamish Young.

“Warga Palestina di Gaza membutuhkan tenda, terpal plastik, dan air minum bersih, serta bahan bakar dan peralatan untuk memproduksi dan mendistribusikan air, dan pipa untuk memperbaiki sumur dan pabrik desalinasi,” ujar Young pada hari Jumat (17/10/2025).

Berbicara sambil menunggu bersama timnya di dekat perlintasan Kissufim, sebelah timur Deir al-Balah, Young menambahkan: “Kami memiliki 50 truk yang menunggu izin untuk bergerak, membawa perlengkapan medis dan kebersihan yang penting untuk menyelamatkan nyawa anak-anak.”

Sejak gencatan senjata berlaku pada 10 Oktober, Israel telah mengizinkan 653 truk bantuan masuk ke Gaza, jauh di bawah kuota harian 600 truk yang ditetapkan dalam perjanjian, menurut Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail Thawabta.

Young menggambarkan situasi Gaza sebagai “bencana”, dengan mengatakan bahwa hampir semua rumah sakit telah hancur atau rusak parah dan penduduk menghadapi kekurangan makanan dan tempat tinggal yang ekstrem.

Ia mengatakan UNICEF sangat membutuhkan makanan dalam jumlah besar untuk mengatasi dampak kelaparan di Gaza utara. “Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan segala yang mungkin guna mendatangkan semua pasokan yang saya bicarakan,” ujarnya.

Warga Gaza telah menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin dalam dan kelaparan yang meluas sejak genosida Israel dimulai pada 8 Oktober 2023. Pengeboman dan blokade telah menghancurkan infrastruktur sipil dan melumpuhkan sistem kesehatan.

“Anak-anak Gaza sangat membutuhkan dukungan ini,” kata Young. “Kita tidak bisa hanya berdiam diri menunggu pasokan datang.”

“Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, 600 truk bantuan, termasuk barang-barang dari pemasok swasta, seharusnya memasuki Gaza setiap hari,” ujarnya.

Young mencatat bahwa Gaza juga membutuhkan sekitar 50 truk bahan bakar setiap hari, beserta gas untuk memasak, yang ia sebut “penting untuk kehidupan sehari-hari”.

Ia menekankan bahwa akses yang aman di Gaza sangat penting untuk mendistribusikan bantuan. “Kita membutuhkan kebebasan bergerak di seluruh Gaza untuk menjangkau anak-anak yang paling rentan, ibu mereka, dan keluarga yang merawat mereka,” ujarnya.

Dengan menutup sepenuhnya perlintasan perbatasan Gaza sejak 2 Maret, Israel menghalangi akses bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya. Ribuan truk bantuan masih tertahan di sisi Mesir dari perlintasan Rafah karena Israel terus mencegah pembukaan kembali perlintasan tersebut.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 68.000 warga Palestina di Gaza, kebanyakan dari mereka perempuan dan anak-anak, dan membuat wilayah tersebut sebagian besar tidak dapat dihuni. [SHR]

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *