Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengecam tindakan Israel mencegat kapal bantuan yang berusaha menerobos pengepungan Tel Aviv di Gaza sebagai “pelanggaran hukum internasional”.
“Madleen, yang diluncurkan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC), berupaya membawa bantuan kemanusiaan dalam upaya untuk menerobos blokade ilegal Israel di Jalur Gaza yang Diduduki. Kapal itu membawa warga sipil tak bersenjata dalam misi kemanusiaan,” kata Sekretaris Jenderal Amnesty, Agnes Callamard, di X. “Pencegatan Israel terhadap Madleen melanggar hukum internasional,” tegasnya.

Kapal berbendera Inggris itu bertujuan untuk mematahkan blokade melumpuhkan yang diberlakukan oleh Israel di Gaza, tempat hampir 55.000 warga Palestina tewas dalam serangan brutal sejak Oktober 2023.
Dengan membawa sejumlah bantuan, termasuk makanan dan susu formula bayi, kapal itu dicegat dan dinaiki oleh pasukan Pendudukan Israel pada malam hari sebelum dapat mencapai pantai Gaza dan kemudian ditarik ke Pelabuhan Ashdod di Israel.
Callamard mengatakan Israel, sebagai kekuatan Pendudukan, memiliki kewajiban hukum untuk memastikan warga sipil di Gaza memiliki cukup makanan dan obat-obatan.
“Mereka seharusnya membiarkan Madleen mengirimkan pasokan kemanusiaannya ke Gaza,” katanya.
“Sejalan dengan kewajibannya sebagai kekuatan Pendudukan, dan perintah yang mengikat secara hukum dari Mahkamah Internasional untuk mencegah genosida, Israel harus segera mencabut blokade ilegalnya terhadap Gaza, memfasilitasi penyediaan bantuan kemanusiaan di seluruh Gaza, dan mengizinkan misi pencari fakta internasional ke Gaza.”
Kelompok hak asasi manusia yang berpusat di London itu meminta AS “untuk melakukan lebih banyak hal daripada yang telah mereka lakukan hingga saat ini” untuk mengakhiri perang dan blokade Israel terhadap Gaza.
“Terjadi genosida yang sedang berlangsung. Pendudukan militer. Apartheid. Warga Palestina di Gaza kelaparan. Pekerja kemanusiaan menjadi sasaran. Bantuan kemanusiaan diblokir,” kata Callamard.
Sebelumnya, tentara Israel menculik 12 aktivis tak bersenjata di atas kapal Madleen, termasuk seorang jurnalis, kata Freedom Flotilla Coalition, sebuah LSM internasional yang mengorganisasi misi tersebut.
Freedom Flotilla Coalition mengirim kapal Madleen sepanjang 18 meter dari Catania, Sisilia, Italia, untuk menerobos blokade di Gaza dan mengirimkan bantuan.
Total ada 12 orang di atas kapal, termasuk 11 aktivis dan seorang jurnalis.
Di antara mereka adalah aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, Anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina Rima Hassan, Yasemin Acar dari Jerman, Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi dan Reva Viard dari Prancis, Thiago Avila dari Brasil, Suayb Ordu dari Turki, Sergio Toribio dari Spanyol, Marco van Rennes dari Belanda dan Omar Faiad, seorang jurnalis Al Jazeera Mubasher, juga dari Prancis.
Kapal tersebut membawa pasokan yang sangat dibutuhkan untuk warga Gaza, termasuk susu formula bayi, tepung, beras, popok, produk sanitasi wanita, peralatan desalinasi air, pasokan medis, kruk, dan prostetik anak-anak, menurut penyelenggaranya. [SHR]