PBB, pada hari Jumat, mengeluarkan peringatan keras mengenai konsekuensi potensial dari operasi darat di kota Rafah di Gaza, dan menekankan ancaman besar yang ditimbulkannya terhadap kehidupan sekitar 600.000 anak di wilayah tersebut, Anadolu Agency melaporkan.
Mengutip laporan UNICEF, Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq, pada konferensi pers mengatakan operasi militer ke Rafah “akan membawa malapetaka di atas malapetaka” bagi anak-anak di sana.
Menggaungkan sentimen Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell yang menekankan kondisi mengerikan yang dihadapi anak-anak Rafah, Haq mengatakan “hampir seluruh dari 600.000 anak di Rafah terluka, sakit, kekurangan gizi, trauma atau hidup dengan disabilitas”.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggarisbawahi kondisi genting fasilitas kesehatan di Rafah, dengan mengungkapkan bahwa tiga dari 12 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi sebagian berlokasi di wilayah tersebut.
WHO memperingatkan bahwa fasilitas-fasilitas ini “akan segera menjadi tidak berfungsi jika ada serangan militer ke Rafah, dan kemudian operasi militer skala penuh ke Rafah dapat menyebabkan pertumpahan darah,” kata Haq.
Dia juga menyatakan bahwa konvoi yang membawa bantuan kemanusiaan dari Yordania diserang oleh “warga sipil” di Tepi Barat yang diduduki, dan beberapa barang rusak. Haq mencatat bahwa konvoi tersebut kemudian mencapai Gaza.
Mengatakan bahwa, setelah konvoi tiba di Gaza, konvoi tersebut dialihkan ke fasilitas lain dan bukan lokasi yang ditentukan sebelumnya oleh kelompok bersenjata, Haq mengatakan masalah ini telah diatasi melalui diskusi dengan pihak berwenang setempat untuk menyelesaikan kesalahpahaman.
Haq menyatakan konfirmasi atas rasa hormat pemerintah setempat terhadap konvoi bantuan kemanusiaan, dengan menyatakan bahwa konvoi tersebut telah mencapai tujuannya dan distribusi bantuan sedang berlangsung.
Menekankan bahwa pengalihan ke fasilitas lain adalah murni kesalahan komunikasi, dia mengatakan hal itu segera diperbaiki, dan menambahkan bahwa para pejabat di Gaza memastikan bahwa insiden seperti itu tidak akan terulang kembali.
Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa pemukim Israel menyerang dua konvoi bantuan dari Yordania yang sedang dalam perjalanan ke Gaza.
“Dua konvoi bantuan Yordania yang membawa makanan, tepung dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Jalur Gaza diserang oleh pemukim,” kata Kementerian tersebut.
Konvoi bantuan tersebut merupakan pengiriman besar pertama dari Yordania ke Erez Crossing, yang dibuka kembali untuk pertama kalinya oleh Israel sejak 7 Oktober setelah berbulan-bulan mendapat tekanan dari AS. [SHR]