Gerakan Perlawanan Ansharullah Yaman mengecam Koalisi Agresor pimpinan Saudi karena terus memblokade bandara Sana’a di Ibu Kota Yaman.
Langkah Saudi tersebut merupakan pelanggaran serius atas kesepakatan gencatan senjata yang baru-baru ini disepakati.
“Penutupan Bandara Sana’a yang berkelanjutan dan penolakannya untuk mengizinkan penerbangan yang disepakati berdasarkan gencatan senjata dan menghalangi kapal mencapai pelabuhan al-Hudaydah membuktikan Koalisi Agresor telah melakukan pembangkangan terang-terangan dan kurang serius tentang perdamaian,” cuit Jubir Ansharullah, Mohammad Abdul Salam, Minggu kemarin.
Penerbangan komersial, yang pertama dalam enam tahun, seharusnya membawa penumpang yang membutuhkan perawatan medis ke Ibu Kota Yordania, Amman.
Beberapa jam sebelum penerbangan, maskapai nasional Yaman mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa pihaknya “belum menerima izin operasi” dan menyatakan “penyesalan yang mendalam kepada para penumpang karena tidak diizinkan untuk mengoperasikan” penerbangan yang telah lama ditunggu-tunggu.
Penerbangan komersial pertama dari Ibu Kota Yaman Sana’a dalam enam tahun itu pun akhirnya harus dibatalkan setelah gagal mendapatkan izin dari Arab Saudi.
PBB menengahi gencatan senjata awal bulan ini. Perjanjian itu seharusnya memberikan jeda dalam agresi yang dimulai Koalisi Agresor Saudi terhadap Yaman pada tahun 2015.
Agresi yang dilancarkan sebagai upaya mengembalikan kekuasaan negara kepada mantan pejabatnya yang bersekutu dengan Riyadh tersebut, telah menewaskan ratusan ribu orang Yaman dan mengubah seluruh Yaman menjadi tempat krisis kemanusiaan terburuk di dunia dalam 7 tahun terakhir. [SHR]