Rezim Israel telah membunuh 47 orang Palestina dalam 4 bulan terakhir. Jumlah pembunuhan ini meningkat 5 kali dari tahun lalu dengan periode yang sama.
Lembaga HAM Euro-Mediterranean Human Rights Monitor menyebut, seperti dilansir media setempat Wafa, 47 orang yang terbunuh itu termasuk di dalamnya 8 anak dan 2 wanita.
Menurut Lembaga, peningkatan signifikan jumlah penumpahan darah terjadi pada 7 hari belakangan. Ini tak lepas dari instruksi Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Pada 8 April, Bennet memberi lampu hijau kebebasan kepada tentara, dinas intel lokal Shin Bet dan polisi untuk ‘menghantam teroris’ di Tepi Barat. Tentara pun melakukan operasi besar-besaran, termasuk di Kota Jenin.
Walhasil, 18 warga Palestina tewas dalam setengah bulan awal ini.
Lampu hijau diberikan menyusul pemuda Palestina menembak 3 orang Israel hingga tewas di jalan utama Tel Aviv, 7 April. Pemuda itu diidentifikasi bernama Ra’ad Fathi Hazem.
Hamas angkat topi atas aksi Hazem. Menurutnya, operasi heroik Hazem cermin perlawanan terhadap rezim penjajah.
Pada Jumat lalu, 15 April, pasukan Israel menyerbu Masjid Aqsa di Yerusalem. Setidaknya 152 jemaah salat subuh terluka akibat serangan brutal ini. Dua di antaranya dalam kondisi kritis
Dari berbagai rekaman video, tampak pasukan Israel menembakkan gas air mata, granat setrum (stun grenade), peluru karet ke arah jemaah Palestina. Mata salah satu penjaga masjid terkena tembakan peluru karet.[]