Agresi tentara pendudukan Israel terhadap Tepi Barat yang diduduki mencerminkan “kepanikan” yang dialami Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah gagal mencapai tujuan yang dinyatakannya dalam perang di Gaza, kata Gerakan Jihad Islam, Quds Press melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemarin, Gerakan Perlawanan tersebut mengatakan bahwa pengumuman Netanyahu, yang dicari karena kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, mengenai operasi militer di Tepi Barat yang diduduki, “tidak lain hanyalah sebuah mata rantai dalam rantai genosida komprehensif yang dilakukan oleh entitas perampas kekuasaan yang terus melancarkan serangan terhadap rakyat Palestina kami”.
“Agresi brutal dan biadab ini mencerminkan kesulitan Rezim Pendudukan [Israel] setelah kegagalannya mencapai tujuannya di Gaza, dalam upaya putus asa untuk menyelamatkan koalisi pemerintah yang goyah berkat ketabahan rakyat kami, dan bertujuan untuk merusak suasana kegembiraan yang dialami oleh rakyat kami di Tepi Barat setelah memaksa musuh untuk melepaskan banyak tahanan Palestina dan sebagai kompensasi atas keterkejutan dan penderitaan yang terjadi di Israel,” tambah pernyataan itu.
Pejuang Perlawanan, lanjutnya, di seluruh Tepi Barat yang diduduki sedang memerangi agresi yang tidak adil dan “musuh tidak akan melihat apa pun selain kekuatan dari mereka, dan tidak akan merasakan apa pun selain kekecewaan”.
Gerakan Perlawanan ini juga menyerukan kepada rakyat Palestina di seluruh Tepi Barat yang diduduki untuk menghadapi aksi kriminal ini dengan segala cara dan metode, menggagalkan tujuannya, dan mengonsolidasikan segala kekuatan hingga terwujudnya kekalahan musuh di Tepi Barat dan Gaza.
Pada Selasa malam, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa delapan warga Palestina telah tewas dan 35 lainnya terluka dalam agresi Israel di Jenin, sebelah utara Tepi Barat yang diduduki. [SHR]