Pesan Terakhir Shaaban Sebelum Dibakar Hidup-hidup oleh Israel

Seorang pemuda Palestina gugur dilalap api di dalam tendanya setelah serangan udara Israel di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Jalur Gaza tengah, Anadolu Agency melaporkan.

Pemuda berusia 20 tahun itu bernama Shaaban Ahmed Al-Dalu, seorang mahasiswa teknik perangkat lunak yang dipaksa mengakhiri mimpi masa depannya akibat aksi biadab Israel.

Sebelum kematiannya, Shaaban membagikan postingan di akun Instagramnya yang mengungkapkan penderitaannya di bawah perang Israel.

“Saya dulu punya impian yang besar, tapi perang menghancurkan mimpi itu. Hal ini telah membuat saya kewalahan, membuat saya sakit secara fisik dan mental. Saya menderita depresi dan rambut rontok karena trauma yang berkelanjutan,” tulis Shaaban.

Dia juga menyatakan harapannya untuk masa depan yang lebih cerah bagi keluarganya dan anak-anaknya yang harus menanggung kengerian perang, dan menyerukan kepada masyarakat untuk mendukung pengungsi Palestina dan meringankan penderitaan mereka.

“Momen paling menyakitkan malam itu adalah menyaksikan dia terbakar di depan semua orang, tanpa ada yang bisa membantu. Nyala api menghanguskan segalanya, dan tidak ada yang bisa mendekat karena besarnya api,” kenang saudaranya.

Terlepas dari kesulitan yang disebabkan oleh perang dan pengepungan Israel, Shaaban tetap berpegang teguh pada mimpinya. Dia menghafal kitab suci Islam, Al-Qur’an, dan bertujuan untuk membangun masa depan yang lebih baik untuk dirinya dan keluarganya.

“Dia bekerja tanpa kenal lelah untuk membantu keluarganya mengatasi dampak buruk perang,” kata saudaranya.

“Seminggu sebelum dia dibunuh, Shaaban sedang membaca Al-Qur’an di masjid dekat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa. Dia selesai membacanya sekitar pukul 1 pagi dan, sekitar setengah jam kemudian, pesawat tempur Israel mengebom masjid tersebut. Dia secara ajaib selamat dari serangan itu,” tambahnya.

Shaaban menderita luka ringan dalam serangan itu. Dia kembali untuk tinggal bersama keluarganya di tenda mereka di halaman rumah sakit, tanpa menyadari bahwa dalam beberapa hari, dia akan berkumpul kembali dengan teman-temannya dari masjid yang lebih dulu syahid. [SHR]

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *