Keputusan Israel menutup kantor saluran pemberitaan Al Jazeera bertujuan untuk membungkam suara kebebasan yang mengungkap kejahatan dan aksi genosida Israel dalam perang Gaza, kata seorang pakar kepada Anadolu pada hari Senin (6/5/2024).
Pemerintah Israel pada hari Minggu (5/5/2024) memutuskan dengan suara bulat untuk menutup biro televisi Al Jazeera milik Qatar.
Berasal dari Suriah, pakar Kanada dan peneliti urusan Timur Tengah, Ammar Abdelhamid mengatakan: “Apa yang terjadi dengan Al Jazeera melampaui batas dan memerlukan pertemuan tingkat menteri Israel untuk mengambil keputusan. Tidak diragukan lagi, dampak besar yang ditimbulkan dari keputusan ini.”
Ia menyatakan bahwa “para pengamat sekarang menyadari bahwa konflik ini telah mengambil bentuk yang baru dan benar-benar berbeda”.
Menguraikan hal ini, dia menjelaskan: “Media kini menjadi senjata utama dalam perjuangan ini, dan dampaknya telah menjangkau seluruh dunia, sampai-sampai para mahasiswa elite di Amerika menjadikan isu ini sebagai masalah mereka sendiri, semuanya berkat media dan suara yang berbeda.”
Pakar asal Kanada tersebut menilai bahwa hal ini “merusak politik tradisional dan mempersiapkan sebuah panggung baru di Barat”.
Dia menekankan bahwa “tidak diragukan lagi, liputan dan pemberitaan yang luas oleh Al Jazeera telah menjadi sangat penting dalam mengubah sentimen publik di seluruh dunia. Oleh karena itu, Israel perlu membungkamnya”.
Abdelhamid melanjutkan: “Kita telah menyaksikan betapa besarnya kekuatan media di masa-masa ini dan ketidakmampuan siapa pun, setelah menjamurnya media sosial, untuk membungkam suara-suara yang berbeda.”
“Untuk semua alasan ini, perlu diambil keputusan tingkat tinggi untuk membungkam Al Jazeera, suara kebebasan yang mengganggu,” tambahnya.
Bulan lalu, Knesset, atau parlemen Israel, mengeluarkan undang-undang yang mengizinkan penutupan televisi Al Jazeera.
Berdasarkan undang-undang tersebut, Menteri Komunikasi diberi wewenang untuk menutup jaringan asing yang beroperasi di Israel dan menyita peralatan mereka jika Menteri Pertahanan Israel mengidentifikasi bahwa siaran mereka menimbulkan “bahaya nyata bagi keamanan negara”.
Al Jazeera memiliki kantor di Israel dan tim koresponden yang bekerja sepanjang tahun, termasuk meliput perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 34.700 orang sejak 7 Oktober 2023. [SHR]