Bennett Kembali Ditinggal Pembantu Dekatnya

Kepala Staf Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengundurkan diri, dalam pengunduran diri kedua di lingkaran dalam Bennett hanya dalam dua minggu terakhir.

Sebuah pernyataan oleh kantor Bennett tidak memberikan alasan pengunduran diri Tal Gan-Zvi, kantor berita Anadolu melaporkan.

Gan-Zvi adalah pembantu dekat Bennett selama lebih dari 10 tahun dan dianggap sebagai politikus sayap kanan dalam rezim, yang mendorong agenda sayap kanannya.

Menurut surat kabar The Jerusalem Post, Gan-Zvi diperkirakan akan terjun ke dunia bisnis.

Sebelumnya, pada awal bulan ini, Penasihat Diplomatik Bennett Shimrit Meir mengundurkan diri, sebagai tanda meningkatnya masalah yang dihadapi rezim Bennett.

Tak Ada yang Berubah, di Bawah Netanyahu atau Bennett, Israel Tetaplah Penjajah

Di antara sekian banyak masalah yang sedang mendera rezimnya, adalah keputusan seorang legislator dan anggota Kabinet Koalisi Israel, Ghaida Rinawie Zoabi yang belum lama ini mengumumkan mundur dari Kabinet. Dengan demikian, jumlah legislator anggota Kabinet di Knessett berkurang menjadi 59 orang dari total 120 orang.

Jerusalem Post melaporkan, dengan pengunduran diri seorang legislator lain dari Kabinet Naftali Bennett, Pemerintahan Koalisi Bennett dengan Yair Lapid memasuki masa krisis.

Zoabi, yang merupakan anggota Partai Meretz, mengirim surat kepada Bennett dan Lapid serta mengumumkan dirinya sudah bukan lagi anggota Kabinet Koalisi ini.

Zoabi menyatakan, ia juga menolak posisi yang ditawarkan kepadanya, yaitu jabatan sebagai Kepala Konsulat Rezim Zionis di Shanghai, China.

“Saya terjun ke politik karena saya melihat diri saya sebagai utusan dan wakil masyarakat Arab… Sayangnya dalam beberapa bulan lalu, dikarenakan sempitnya pandangan politik, para petinggi Koalisi memilih untuk memperkuat aspek sayap kanannya. Sudah berkali-kali para petinggi Koalisi mengutamakan langkah-langkah keras sayap kanan terkait isu-isu penting yang berhubungan dengan masyarakat Arab”, tulis Zoabi dalam suratnya.

Ia lalu menyinggung perseteruan terkait Masjid Aqsa, permukiman Sheikh Jarrah, permukiman Zionis, perusakan rumah, dan penyitaan tanah di Negev.

Ia berkata, ”Ketika masalah kebutuhan-kebutuhan masyarakat, tempat tinggal, lapangan kerja, dan pendidikan mengemuka, mereka bersikap tak peduli.”

Jerusalem Post menyebut dampak dari perkembangan ini dengan menyatakan, ”Keluarnya Zoabi (dari Kabinet) memberikan kepada oposisi mayoritas 61 orang melawan 59 orang. Mungkin saja ini akan menyebabkan Pemilu dilangsungkan pada musim gugur nanti.”

Sebelum ini, Kabinet Bennett-Lapid telah kehilangan mayoritasnya dan berada di ambang keruntuhan seiring pengunduran diri Idit Silman, anggota Partai Yamina. [SHR]

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *