Perwakilan Khusus Perempuan PBB untuk Palestina, Maryse Guimond, menyoroti dampak buruk perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dan mencatat bahwa seluruh keluarga telah musnah.
Menurut kantor berita Wafa, ia menyoroti banyaknya korban perempuan akibat serangan udara Israel.
“Setiap orang di Gaza mempunyai kisah yang mengerikan,” katanya dalam sebuah wawancara dengan UN News. “Lebih dari 10.000 perempuan kehilangan nyawanya” dan “lebih dari 6.000 keluarga kehilangan ibu mereka.”
Selain itu, ia menggambarkan kehancuran yang meluas di Gaza, mengamati area tenda yang luas untuk para pengungsi dan mencatat bahwa beberapa orang terpaksa tinggal di reruntuhan bangunan sambil berjuang untuk mendapatkan akses makanan dan air.
“Satu juta perempuan dan anak perempuan telah kehilangan martabat, rumah, keluarga, dan kenangan mereka,” tambahnya, sambil mengenang kunjungannya baru-baru ini ke wilayah yang dilanda perang tersebut.
“Kami telah menonton perang di televisi selama sembilan bulan. Kami memiliki tim di Gaza dan mitra-mitra yang telah kami hubungi, namun saya rasa hal tersebut tidak akan memberikan kita kenyataan sepenuhnya sampai Anda mendapati diri Anda dikelilingi oleh kehancuran yang disebabkan oleh perang sejak Anda memasuki Jalur Gaza,” tambahnya.
Selain itu, Guimond mencatat bahwa perempuan di Gaza sering bertanya kapan perang akan berakhir dan kapan mereka bisa kembali ke rumah mereka, meskipun banyak rumah telah hancur.
Dia menyoroti bahwa perempuan di Gaza menghadapi tantangan sehari-hari dalam mengakses layanan dasar dan menanggung beban tambahan dalam merawat anak-anak, orang lanjut usia, dan penyandang disabilitas, yang jumlahnya meningkat akibat perang.
Guimond lebih lanjut menegaskan bahwa “seluruh keluarga telah musnah dalam beberapa serangan udara Israel”, dan menceritakan bahwa setiap orang yang ditemuinya memiliki cerita yang sangat mengerikan. [SHR]