Rezim Israel telah kehilangan lebih dari 160 kendaraan militernya sejak melancarkan perang atau agresi brutalnya terhadap Jalur Gaza yang terkepung bulan lalu, kata Hamas.
Abu Ubaida, Juru Bicara Brigade al-Qassam, sayap militer gerakan Perlawanan Palestina, mengatakan pada hari Sabtu bahwa lebih dari 160 kendaraan militer Israel, termasuk tank dan kendaraan lapis baja, telah hancur seluruhnya atau sebagian sejauh ini atau sejak dimulainya operasi Badai Al-Aqsa.
Berbicara dalam pesan yang direkam, dia menambahkan bahwa pejuang Perlawanan Palestina telah menghancurkan 25 kendaraan militer Israel selama 48 jam terakhir saja.
Abu Ubaida mencatat bahwa rezim pendudukan tidak akan menikmati waktu tenang di Gaza, dan akan membayar harga yang mahal atas agresi daratnya terhadap wilayah yang diblokade tersebut.
“Pejuang perlawanan kami keluar dari bawah tanah, (dan juga bertempur) di atas tanah dan dari bawah reruntuhan, dan menghancurkan kendaraan lapis baja dan tank (Israel),” kata Abu Ubaida, seperti yang dilaporkan Press TV.
Abu Ubaida menekankan bahwa tank-tank Israel menghadapi perlawanan sengit dari para pejuang Palestina, yang memaksa mereka mundur.
Juru Bicara Brigade al-Qassam menambahkan bahwa pembantaian dan pembunuhan terhadap para wanita dan anak-anak, yang dilakukan di depan mata seluruh dunia, adalah satu-satunya “pencapaian” rezim Zionis dalam perangnya di Gaza.
Abu Ubaida menyimpulkan dengan menekankan bahwa pengorbanan besar yang dilakukan oleh para pejuang dan rakyat Palestina adalah awal dari kemenangan akhir.
Sebelumnya pada bulan November, Juru Bicara al-Qassam telah membuat pengumuman serupa, mengatakan bahwa brigade tersebut telah menghancurkan dua lusin kendaraan tempur Israel dalam konfrontasi mereka dengan pasukan Israel.
“Kami telah berhasil menghancurkan 24 kendaraan musuh, termasuk tank dan peralatan militer lainnya selama 48 jam terakhir,” kata Abu Ubaida.
Dia menambahkan, “Penembak jitu Brigade Al-Qassam secara efektif menyerang tentara yang berlindung di bangunan tempat tinggal atau mereka yang berusaha mengekspos diri mereka dari posisi benteng (tempat berlindung) mereka.” [SHR]