Lebih dari 900.000 Warga Gaza Tolak Pengusiran Paksa

Lebih dari 900.000 warga Palestina di Kota Gaza menolak meninggalkan rumah mereka meskipun Israel terus-menerus melakukan pemboman yang bertujuan untuk menggusur dan mengusir paksa penduduk, kata otoritas setempat pada hari Rabu (24/9/2025).

Dalam sebuah pernyataan, Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan bahwa penduduk “berpegang teguh pada hak mereka untuk tetap tinggal” dan dengan tegas menolak upaya Israel untuk mengusir mereka ke selatan, meskipun seluruh lingkungan di sana diserang dengan gencar.

Mereka menuduh tentara Israel melakukan “kampanye penipuan sistematis” dengan mengiklankan tenda, bantuan, dan layanan kemanusiaan yang “tidak ada di lapangan”. Klaim semacam itu, katanya, bertujuan untuk memaksa warga sipil meninggalkan rumah dan lingkungan mereka.

Kantor tersebut menambahkan bahwa tim pemerintah telah mendokumentasikan peningkatan jumlah keluarga yang pindah ke selatan dalam beberapa minggu terakhir, yang mengaitkannya dengan “kejahatan barbar” Israel dan operasi militer yang semakin intensif.

Israel melancarkan Operasi “Gideon Chariots 2” awal bulan ini, yang bertujuan untuk menduduki Kota Gaza sepenuhnya. Hampir satu juta warga Palestina, sebagian besar mengungsi dari wilayah kantong lainnya, masih terjebak di bawah pemboman tanpa henti.

Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 65.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Pengeboman tanpa henti tersebut telah membuat wilayah tersebut tidak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta penyebaran penyakit. [SHR]

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *