Israel berupaya mendapatkan kendali permanen atas Jalur Gaza sambil memastikan mayoritas Yahudi di Tepi Barat yang Diduduki dan di dalam wilayah Israel, demikian disampaikan Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki dan Israel dalam sebuah laporan baru pada hari Selasa (23/9/2025).
Komisi tersebut menemukan bahwa kebijakan Israel sejak Oktober 2023 menunjukkan niat yang “jelas dan konsisten” untuk “memindahkan paksa warga Palestina, memperluas keberadaan warga sipil Yahudi Israel, dan mencaplok seluruh Tepi Barat”, yang menghalangi hak penentuan nasib sendiri Palestina.
Komisi tersebut memperingatkan bahwa langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mencegah terbentuknya negara Palestina di masa mendatang.
“Saya sangat terkejut dengan rencana Menteri Keuangan Israel (Bezalel) Smotrich yang baru-baru ini diumumkan untuk mencaplok 82 persen wilayah Tepi Barat yang Diduduki, dan dengan persetujuan rencana yang memperkuat perluasan permukiman E1, dengan Perdana Menteri (Benjamin) Netanyahu menegaskan bahwa hal ini akan memastikan tidak akan ada Negara Palestina,” kata Ketua Komisi, Navi Pillay.
“Penyerobotan Israel ke seluruh wilayah Tepi Barat dan perampasan serta relokasi sejumlah komunitas Palestina kini menjadi tujuan nyata yang dengan bangga dibanggakan oleh para pejabat Israel,” tegasnya, seraya menambahkan bahwa tindakan-tindakan ini “menjijikkan dan harus dikutuk secara luas”. [SHR]