Penilaian ketahanan pangan terbaru di Gaza mengungkapkan bahwa 96 persen penduduknya menghadapi “kelaparan ekstrem”, sementara hampir setengah juta orang berada dalam kondisi bencana, Anadolu Agency melaporkan.
Dalam angka terbaru pada hari Selasa, laporan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) menunjukkan bahwa 96 persen populasi menghadapi tingkat kelaparan ekstrem di Jalur Gaza di mana lebih dari 37.600 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel sejak Oktober tahun lalu.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 2,13 juta orang di seluruh Jalur Gaza menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi yang diklasifikasikan dalam IPC Fase 3 atau lebih tinggi (krisis atau lebih buruk) antara tanggal 1 Mei dan 15 Juni, termasuk hampir 343.000 orang yang mengalami kerawanan pangan bencana (Fase IPC 5).
Dalam tanggapannya terhadap angka-angka ini, Program Pangan Dunia menyatakan bahwa hal ini menunjukkan pentingnya akses berkelanjutan ke seluruh wilayah Gaza.
“Laporan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) di Gaza memberikan gambaran yang jelas tentang kelaparan yang sedang berlangsung, dan menemukan bahwa 96 persen penduduk menghadapi kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih tinggi (Kategori IPC 3+), dengan hampir setengah juta orang dari total populasi di Gaza mengalami kerawanan pangan dalam kondisi bencana (IPC Kategori 5),” kata Badan PBB itu dalam sebuah pernyataan.
Laporan tersebut mencatat bahwa risiko kelaparan yang tinggi masih terjadi di seluruh Jalur Gaza selama konflik terus berlanjut dan akses kemanusiaan dibatasi.
“Meskipun seluruh Wilayah diklasifikasikan dalam Darurat (IPC Fase 4), lebih dari 495.000 orang (22 persen populasi) masih menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang sangat parah (IPC Fase 5),” tambah IPC yang merupakan inisiatif kolaboratif melibatkan lebih dari 20 mitra, termasuk pemerintah, Badan-badan PBB dan LSM.
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa permusuhan baru sejak awal serangan Israel di Rafah dan pengungsian berulang kali terus mengikis kemampuan masyarakat untuk mengakses bantuan kemanusiaan dan meningkatkan kerapuhan masyarakat secara keseluruhan.
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan. [SHR]