Pengadilan Israel pada hari Selasa memperpanjang tahanan rumah selama berbulan-bulan terhadap seorang jurnalis Palestina dari Yerusalem timur yang diduduki.
Lama Ghosheh, seorang reporter lepas untuk berbagai media Palestina, ditahan pada bulan September dan ditempatkan di bawah tahanan rumah setelah 10 hari di penjara.

Wanita berusia 30 tahun itu telah dituduh melakukan “hasutan untuk melakukan kekerasan” dan “identifikasi dengan kelompok teroris”, menurut dakwaan Israel yang menyebutkan unggahan dan pesan Facebook sebagai bukti.
Lembar dakwaan menggambarkan pekerjaannya sebagai jurnalis dan ribuan pengikut online-nya memberikan bobot yang lebih besar pada postingannya.
Di pengadilan Yerusalem, pengacaranya Mohammed Mahmoud mengatakan para pejabat menunda vonis hingga 18 April, saat dia akan tetap menjadi tahanan rumah.
Mahmoud menambahkan bahwa pengadilan mempertimbangkan hukuman pelayanan masyarakat daripada hukuman penjara, jika kliennya terbukti bersalah.
Ghosheh mengatakan kepada AFP bahwa postingan Facebooknya mencerminkan “narasi jalan Palestina dan tidak diciptakan dari imajinasinya”.

Dia tiba di pengadilan bersama anak-anaknya, yang berusia tiga dan lima tahun.
“Saya membawa kedua anak saya karena saya ingin mereka menghadapi ketakutan yang ada di benak mereka sejak saya ditangkap,” katanya kepada AFP.
“Tahanan rumah telah mengubah rumah saya dari tempat dan ruang yang aman menjadi ruang otoritas dan kontrol,” tambahnya. [SHR]