Seorang kakek tua Palestina duduk tenang menantang dan tidak terpengaruh dalam menghadapi kekerasan tentara Israel di Masjid Al-Aqsa.

Sedangkan seorang kakek lainnya, bahkan tampak memilih posisi rebahan santai tak jauh dari gerombolan pasukan Israel yang dalam beberapa hari terakhir menyerbu para jemaah Palestina di Masjid al-Aqsa.

Begitulah faktanya. Mereka telah menanggung kekejaman rezim Apartheid ini selama sebagian besar hidup mereka —dan mereka tidak sedikit pun tampak merasa takut atau terpengaruh, menolak untuk membiarkan aksi biadab pasukan Israel mencegah mereka mengambil tempat di Al-Aqsa.
Selama berhari-hari, pasukan Israel telah memukuli warga Palestina dengan tongkat dan menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru baja berlapis karet, melukai lebih dari 300 orang dan menangkap lebih dari 400 orang.
Pada saat yang sama, massa pemukim Israel pun telah menyerbu, meneriakkan slogan-slogan genosida seperti “matilah orang Arab”.
Aksi perlawanan Palestina terhadap kekejian rezim Israel dan kekerasan pemukim ilegal telah mengambil banyak bentuk, termasuk melemparkan batu ke pasukan Israel bersenjata berat atau membuat suara keras untuk mengganggu pemukim ekstremis Yahudi.

Begitu juga bentuk perlawanan yang dipilih banyak orang tua Palestina dengan menunjukkan nyali luar biasa mereka di hadapan tetara Israel.

Tak heran, tagar #tak_terpengaruh menjadi viral di media sosial Palestina. Ungkapan tersebut berasal dari lagu populer Kifah Zraiqi. Dalam lagu tersebut, Zraiqi berkata, “Saya adalah putra Yerusalem, saya tidak terpengaruh, saya tetap [duduk] di sini.” [SHR]