Krisis bahan bakar berkelanjutan di rumah sakit Yaman, sebagai akibat dari blokade yang dilakukan oleh Koalisi Agresor Saudi, diproyeksikan dapat menyebabkan kematian 3.000 wanita hamil dan 500 anak-anak per bulan.
Pejabat kesehatan Yaman pun telah berulang kali memperingatkan konsekuensi dari kekurangan bahan bakar yang terus berlanjut di rumah sakit swasta dan umum tersebut.
“Jika rumah sakit ditutup karena krisis bahan bakar, ini dapat menyebabkan kematian sekitar 3.000 wanita hamil dan 400 hingga 500 anak yang dirawat di rumah sakit per bulan,” kata Direktur Rumah Sakit Bersalin dan Anak Al-Sabaeen, Dr. Magda al-Khatib.
Dia mencatat bahwa, selain blokade oleh Koalisi Agresor Saudi, langkah organisasi PBB yang secara permanen telah menghentikan subsidi bahan bakar pada tahun 2022, juga berkontribusi pada intensifikasi krisis bahan bakar di Yaman.
Sementara itu, Direktur Jenderal Dinas Kesehatan Ibu Kota Sana’a, Dr. Mutahar al-Marwani mengatakan, “Ada 87 Rumah Sakit Umum dan Swasta di Ibu Kota, 529 Puskesmas dan Swasta, serta 7 pabrik oksigen, yang kebutuhan bulanannya lebih dari 2 juta liter solar.”
Al-Marwani menekankan bahwa organisasi internasional telah diberi tahu oleh Kementerian Kesehatan sepuluh hari yang lalu tentang bahaya melanjutkan blokade terhadap kapal bahan bakar oleh negara-negara Koalisi Agresor Saudi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Federasi Rumah Sakit Swasta, Nasser al-Qadri mencontohkan bahwa krisis bahan bakar telah menimbulkan masalah baru terkait ketidakmampuan dokter dan staf teknis dan administrasi untuk menjangkau rumah sakit saja.
Dia menjelaskan, rumah sakit dan pusat-pusat perawatan swasta di Yaman membutuhkan satu juta seratus ribu liter solar per bulan, tetapi karena agresi dan blokade, saat ini hanya 30% dari kebutuhan itu mampu disediakan oleh perusahaan minyak nasional. []