Kelompok perlawanan Palestina berbasis di Jalur Gaza, Hamas, kembali memproduksi ribuan misil baru. Kabar ini disampaikan anggota biro politik Hamas, Fathi Hammad, seperti dilansir media di Beirut, Alahednews, 31 Mei 2021.
“Dengan berakhirnya serangan Israel belum lama ini, gerakan perlawanan Palestina mulai lagi membuat roket,” kata Fathi, Ahad kemarin.
Menurut Fathi, Gaza memproduksi misil untuk menghentikan kekerasan yang dibuat Benjamin Netanyahu di Gaza dan Tepi Barat, termasuk di wilayah pendudukan Tel Aviv. Produksi sempat terhenti ketika Israel membombardir Gaza selama 11 hari.
Serangan bom dari Israel itu merupakan reaksi terhadap keterlibatan Gaza membela saudara sebangsanya yang menerima kekerasan di Yerusalem Timur sejak 6 Mei. Pada 10 Mei, Gaza melesatkan roketnya ke wilayah Israel setelah Tel Aviv enggan mengindahkan peringatan Hamas untuk menghentikan tingkahnya di Kota Suci ‘Alquds’.
Israel membalas dengan membombardir Gaza. Menurut media Quds News Network, pesawat tempur Israel menjatuhkan 700 ton mesiu selama serangan 11 hari ke Gaza. Setidaknya 255 orang Palestina di Gaza kehilangan nyawanya, termasuk 66 anak dan 39 wanita. Di samping itu, 1.900 orang mengalami luka-luka.
Hamas melawan dengan menembakkan roketnya hingga menjangkau Tel Aviv dan tujuh kota di Haifa, utara Israel. Kapasitas sayap militer Hamas pada perlawanan ini menunjukkan kemajuan pesat. Lebih dari empat ribu roket meluncur ke Israel.
Menurut Islamic World News Analysis Group jumlah roket yang ditembakkan meningkat empat kali lipat dari yang pernah diluncurkan Gaza ke Israel pada perang 8 hari di tahun 2012. Sedemikian dahsyatnya perlawanan kali ini, Israel terpaksa menerima gencatan senjata pada Jumat lalu, 21 Mei 2021.
“Opsi perang terhadap Israel selalu ada selama aksi diskriminasinya terhadap warga Palestina masih ada,” kata Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, Ahad lalu. []
Keterangan foto: Kelompok perlawanan Palestina menggelar parade di Khan Younis, selatan Jalur Gaza, 28 Mei atau sepakan setelah gencatan senjata.