Hamas menolak apa yang digambarkannya sebagai “wacana mobilisasi regional yang berbahaya” yang dilakukan oleh Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat yang Diduduki dan memperingatkan dampaknya terhadap tatanan nasional, Quds Press melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemarin, Hamas mengutuk dan mengecam “dengan sekuat tenaga” pelanggaran serius yang dilakukan oleh aparat keamanan Otoritas Palestina di Tepi Barat.
Mereka juga mengutuk pembakaran rumah pejuang Perlawanan Palestina di kamp pengungsi Jenin.
Juru Bicara Dinas Keamanan PA, Adnan Al-Damiri, kemarin mengumumkan pembunuhan Sersan Satu Mahran Qadous dalam bentrokan sengit dengan pejuang Perlawanan di kamp Jenin.
Pada hari Minggu, seorang penjaga keamanan presiden tewas dalam pertempuran di Jenin sementara dua warga sipil dan seorang komandan di Batalyon Jenin sebelumnya tewas dalam pertempuran yang sama.
Badan Keamanan Otoritas Palestina pada minggu ketiga melanjutkan apa yang mereka sebut sebagai “aksi pengamanan” di kamp Jenin yang menargetkan orang-orang yang mereka gambarkan sebagai “penjahat”.
PA mengatakan aksi tersebut “bertujuan untuk mengakhiri kekacauan keamanan dan menegakkan stabilitas”, sementara faksi Perlawanan Palestina mengatakan aksi tersebut “menargetkan perlawanan terhadap pendudukan Israel”.
Selama beberapa tahun terakhir, Militer Israel telah melakukan penggerebekan rutin di Tepi Barat yang Diduduki, terutama di kamp pengungsi Jenin, Tulkarm dan Nablus. Warga Palestina juga diserang dengan kejam oleh pemukim ilegal Israel.
Setidaknya 824 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 6.500 lainnya terluka oleh tentara Pendudukan Israel di wilayah Pendudukan, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. [SHR]