Pasukan pendudukan Israel telah memerintahkan pemindahan paksa 250.000 warga Palestina di Gaza sepanjang bulan ini.
“Selama bulan Agustus saja, pasukan Israel telah mengeluarkan 12 perintah evakuasi, memaksa hampir 250.000 orang harus mengungsi lagi,” kata Badan kemanusiaan PBB tersebut dalam sebuah postingan di X.
Postingan tersebut selanjutnya menyoroti pernyataan Muhannad Hadi, Koordinator kemanusiaan untuk Wilayah Palestina yang diduduki, di mana dia mengatakan: “Perintah evakuasi massal berturut-turut yang dikeluarkan oleh pasukan Israel di tengah permusuhan telah membuat 90 persen penduduk Gaza mengungsi sejak Oktober 2023, seringkali berkali-kali lipat, membuat mereka rentan terhadap bahaya dan menghilangkan kebutuhan penting mereka untuk bertahan hidup.”
Perintah evakuasi semestinya dimaksudkan untuk melindungi warga sipil, namun faktanya justru sebaliknya.
“Mereka memaksa keluarga-keluarga untuk mengungsi lagi, seringkali di bawah serangan dan dengan sedikit barang yang bisa mereka bawa, ke wilayah yang semakin menyusut, penuh sesak, tercemar, dengan layanan terbatas dan – seperti wilayah Gaza lainnya – tidak aman,” lanjutnya.
“Warga sipil kelelahan dan ketakutan, berlarian dari satu tempat ke tempat lain yang hancur, tanpa adanya harapan derita mereka bakal berakhir.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa pasokan air di Deir Al-Balah, wilayah yang memaksa warga Palestina untuk pindah, “telah berkurang setidaknya 70 persen” karena pompa dan pabrik desalinasi ditutup. Padahal kekurangan klorin untuk disinfeksi air rentan “memicu penyakit, infeksi kulit, hepatitis A, dan sekarang polio.”
“Ini tidak bisa dilanjutkan,” tutup pernyataan tersebut sambil mendesak agar Israel enghormati hukum internasional. [SHR]