Jaringan Mata-mata AS-Israel Ungkap Peran Kedutaan Ganggu Stabilitas Yaman

Pengakuan dari anggota jaringan mata-mata AS-Israel, yang ditemukan oleh Pasukan Keamanan Yaman di Sanaa pada bulan Juni, telah mengungkap tujuan strategis Washington untuk memecah-belah Yaman dan menabur ketidakstabilan jangka panjang di negara tersebut.

Jaringan tersebut, yang aktif sejak tahun 2015, telah menyusup secara mendalam ke berbagai institusi Yaman, memengaruhi keputusan kepemimpinan dan parlemen, menurut laporan kemarin oleh Al Mayadeen yang mengutip sumber Yaman.

Sumber tersebut mengatakan pengakuan tersebut mengungkap “konspirasi Amerika di tingkat politik dengan mereproduksi krisis dan meningkatkannya di Yaman”.

Pengungkapan tersebut menunjukkan bahwa AS mengubah Pemerintahan Yaman sebelumnya menjadi “boneka” di bawah kendalinya, dan memanipulasi urusan politik untuk kepentingan AS. Jaringan mata-mata tersebut mengaku melemahkan Konferensi Dialog Nasional Yaman (NDC) dan membiarkan AS memaksakan agendanya untuk merestrukturisasi negara dan konstitusi Yaman.

Kemarin, Kantor Pers Yaman Key mencatat tokoh-tokoh penting Yaman yang disebutkan sebagai antek dan kolaborator, termasuk Ali Mohsen, yang memiliki hubungan dekat dengan Duta Besar AS, dan Sultan Al-Barakani, yang dilaporkan menjadi tuan rumah acara perekrutan untuk intelijen AS. Pengakuan tersebut juga melibatkan beberapa politisi terkemuka lainnya yang bekerja untuk kepentingan AS.

Selain itu, jaringan tersebut mengungkapkan peran AS dalam pembunuhan anggota NDC yang menentang agenda perpecahannya. AS dilaporkan bertujuan untuk membagi Yaman menjadi enam wilayah, dengan rencana untuk memprivatisasi sektor ekonomi milik negara. Pengakuan tersebut lebih lanjut mengungkapkan bahwa intelijen AS memantau secara ketat Revolusi 11 Februari, menggunakan informasi yang dikumpulkan untuk menentukan hasil yang menguntungkan mereka.

Sel mata-mata tersebut juga menyoroti upaya AS untuk melawan kebangkitan Ansharullah (Gerakan Houthi), yang dianggap Washington sebagai hambatan besar bagi rencananya di Yaman. Pengakuan tersebut merinci bagaimana intelijen AS mendorong konflik lokal melawan Ansharullah dan memulai perencanaan awal agresi militer terhadap Yaman, dengan menggunakan Arab Saudi sebagai basis operasi. [SHR]

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *