Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada hari Jumat menekankan situasi yang kompleks dan kacau di Gaza, menggambarkannya sebagai “pelanggaran hukum total”, lapor Anadolu Agency.
“Situasi di Gaza menjadi situasi tanpa hukum. Sebagian besar truk bantuan kemanusiaan di Gaza sekarang dijarah karena ini adalah perang yang berbeda dari perang lainnya,” kata Guterres pada konferensi pers ketika ditanya tentang upaya PBB untuk mengatasi “pelanggaran hukum” yang menghambat upaya bantuan kemanusiaan di Gaza.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa, tidak seperti peperangan tradisional di mana pasukan pendudukan menjamin keamanan dan pengelolaan wilayah yang mereka kendalikan, konflik di Gaza ditandai dengan serangan dan pengeboman yang terus-menerus.
Mengatakan bahwa ada “kekacauan total di Gaza”, di mana “tidak ada otoritas di sebagian besar wilayah tersebut”, Guterres menekankan bahwa “Israel bahkan tidak mengizinkan apa yang disebut polisi biru (polisi lokal yang terkait dengan pemerintah lokal) untuk mengawal konvoi kami (PBB), karena itu adalah sebuah tindakan yang tidak pantas.”
Dia menyatakan bahwa “pelanggaran hukum” ini telah membuat “sangat sulit” untuk mendistribusikan bantuan di Gaza.
“Masalahnya bukan hanya membawa bantuan ke Gaza,” katanya, menekankan perlunya mekanisme yang menjamin tingkat minimum hukum dan ketertiban untuk memfasilitasi distribusi bantuan.
Guterres lebih lanjut menekankan perlunya gencatan senjata, dengan mengatakan: “Itulah mengapa gencatan senjata sangat diperlukan untuk… mengatur dan melaksanakan rencana dengan baik.”
Ketika ditanya tentang serangan militer Israel di Gaza utara dan komunitas pengungsi di dekat Rafah, Guterres mengatakan operasi militer memiliki “dampak dramatis terhadap warga sipil” dan “tidak menyelesaikan masalah apa pun”.
Sejak awal perang, Israel telah menutup penyeberangan Jalur Gaza dan memblokir masuknya barang, sehingga hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan kemanusiaan melalui perbatasan Rafah dengan Mesir sejak November.
Pada 7 Mei, Israel mengambil kendali atas penyeberangan tersebut dan menghancurkannya sepenuhnya. Sejak Israel mengambil alih kendali sisi Palestina di Penyeberangan, Kairo menolak berkoordinasi dengan Tel Aviv.
Korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza sejak Oktober lalu telah melebihi 37.400 orang, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Lebih dari 85.600 orang juga terluka dalam serangan gencar tersebut, Kementerian menambahkan. [SHR]