Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Rabu bahwa banyak orang di Gaza menghadapi “bencana kelaparan akut dan kondisi seperti kelaparan”, lapor Reuters.
“Sebagian besar penduduk Gaza kini menghadapi bencana kelaparan akut dan kondisi seperti kelaparan,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Meskipun terdapat laporan peningkatan pengiriman makanan, saat ini tidak ada bukti bahwa mereka yang paling membutuhkan menerima makanan dalam jumlah dan kualitas yang cukup.”
Tedros mengatakan bahwa terdapat lebih dari 8.000 anak di bawah lima tahun yang didiagnosis dan dirawat karena kekurangan gizi akut, termasuk 1.600 anak dengan gizi buruk akut yang parah.
“Namun, karena ketidakamanan dan kurangnya akses, hanya dua pusat stabilisasi untuk pasien gizi buruk yang dapat beroperasi,” tambahnya.
“Ketidakmampuan kita untuk menyediakan layanan kesehatan dengan aman, ditambah dengan kurangnya air bersih dan sanitasi, secara signifikan meningkatkan risiko anak-anak kekurangan gizi.”
Serangan brutal Israel sejak 7 Oktober 2023 saja telah menyebabkan kematian lebih dari 37.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, membuat sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi dan menyebabkan kelaparan dan kehancuran yang meluas.
Penyelidikan PBB pada hari Rabu menemukan bahwa tindakan Israel merupakan kejahatan perang sekaligus kejahatan terhadap kemanusiaan karena kerugian sipil yang sangat besar.
Tedros juga menyoroti krisis kesehatan lain yang terjadi di Tepi Barat, di mana ia mengatakan hampir 500 layanan kesehatan telah menjadi sasaran serangan Israel sejak 7 Oktober.
“Meskipun fokus dunia tertuju pada Gaza, terdapat juga krisis kesehatan yang meningkat di Tepi Barat, di mana serangan terhadap layanan kesehatan dan pembatasan pergerakan orang menghalangi akses terhadap layanan kesehatan,” katanya.
“Di sebagian besar wilayah Tepi Barat, klinik hanya beroperasi dua hari seminggu dan rumah sakit beroperasi dengan kapasitas sekitar 70 persen.” [SHR]