Israel menyerang sebuah sekolah PBB di Gaza pada hari Kamis, menewaskan 40 orang, termasuk wanita dan anak-anak yang berlindung di lokasi sekolah PBB tersebut.
Rekaman video menunjukkan warga Palestina mengangkut jenazah dan sejumlah korban luka di rumah sakit setempat setelah serangan itu, yang terjadi pada saat sensitif dalam perundingan yang dimediasi mengenai gencatan senjata yang akan melibatkan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas dan beberapa warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir Al-Balah, seorang anak laki-laki Palestina Imad Al-Maqadmeh terbaring di lantai, wajahnya yang bengkak memar parah dan berdarah. Dia mengatakan dia kehilangan ayahnya dalam insiden itu.
“Apa yang telah kita lakukan? Tidak ada orang bersenjata di sekolah. Yang ada di sana adalah anak-anak yang sedang bermain. Kami bermain bersama… Mengapa mereka mengebom kami?” katanya dalam video yang diperoleh Reuters.
Dalam gambar-gambar korban tewas yang dibaringkan di rumah sakit dikelilingi oleh para pelayat yang meratap, sebagian besar jenazah dibungkus dengan kain kafan atau karpet.
Direktur Kantor Media Pemerintah, Ismail Al-Thawabta, menolak pernyataan Israel bahwa sekolah PBB di Nuseirat, di Gaza tengah, telah menyembunyikan pos komando Hamas.
“Rezim Pendudukan menggunakan cerita palsu yang dibuat-buat untuk membenarkan kejahatan brutal yang dilakukan terhadap puluhan pengungsi,” kata Thawabta kepada Reuters.
Ketika orang-orang di sekolah membersihkan puing-puing dari ruang kelas yang berlumuran darah, korban selamat Huda Abu Dhaher tampak terbangun karena suara roket.
“Sisa-sisa orang berserakan di dalam dan di luar halaman. Tabung gasnya meledak,” katanya kepada Reuters.
“Keponakan saya syahid, dia kehilangan kaki dan lengannya, dia berusia 10 tahun… Kaki wanita ini ada pecahannya, putranya mengeluarkan darah dari mulut dan kakinya.”
Sekolah tersebut, yang dikelola oleh Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA), menampung 6.000 pengungsi pada saat itu, kata Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini.
“Setidaknya 35 orang tewas dan banyak lagi yang terluka,” tulisnya di X. “Tudingan bahwa kelompok bersenjata mungkin berada di dalam tempat penampungan sangatlah mengejutkan. Namun kami tidak dapat memverifikasi tudingan ini. Aksi Israel menyerang, menargetkan, atau menggunakan gedung-gedung PBB untuk tujuan militer merupakan tindakan yang secara terang-terangan mengabaikan hukum Humaniter Internasional.” [SHR]