Presiden Kolombia, Gustavo Petro, dan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengutuk serangan Israel baru-baru ini terhadap sebuah kamp di Rafah di Jalur Gaza selatan, Anadolu Agency melaporkan.
Petro menyebut serangan tersebut sebagai “pembantaian” dan mengkritik “negara-negara kuat yang demokratis” karena ketidakmampuan mereka menentang serangan tersebut, dan menghubungkannya dengan pengaruh orang-orang kaya yang mendukung kekejian tersebut.
Dia memperingatkan pada hari Senin di X bahwa keterlibatan tersebut mengancam rakyat Palestina dan fondasi demokrasi dan kemanusiaan.
Maduro, yang berbicara pada konferensi pers mingguan, juga menggambarkan serangan itu sebagai “pembantaian” dan mengkritik AS dan UE karena tidak mengambil tindakan.
“AS dan UE tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pembantaian ini meskipun mereka mempunyai kekuatan. Menurut pendapat saya, mereka adalah kaki tangan dalam pembunuhan ini,” kata Maduro.
Dia menuduh Perdana Menteri Israel, Binyamin Netanyahu, mengabaikan hukum internasional dan melakukan kekejaman terhadap anak-anak Muslim dan Kristen.
Maduro menyebut respons komunitas internasional sebagai “keheningan genosida”, dan membandingkan situasi ini dengan beberapa genosida terburuk dalam sejarah.
Serangan udara Israel ke Rafah, pada Minggu malam, menewaskan sedikitnya 45 pengungsi Palestina, yang sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak. [SHR]