Aksi demonstrasi mahasiswa pro-Palestina menyebar ke Jepang pada hari Jumat, dengan protes yang diadakan di Universitas Waseda di Tokyo menentang serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, Anadolu Agency melaporkan.
Rekaman di media sosial menunjukkan puluhan mahasiswa berkumpul untuk mendukung Palestina, meneriakkan “Bebaskan Palestina, bebaskan Palestina, dan Palestina akan merdeka!”
Mereka juga membawa spanduk dan plakat bertuliskan slogan menentang Israel dan “Bebaskan Palestina, Selamatkan Gaza!”
Mahasiswa dan aktivis juga mendirikan perkemahan di universitas-universitas besar di Australia, termasuk di Sydney, seiring dengan semakin tingginya tuntutan divestasi dari Israel.
Demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus Australia terjadi ketika AS menyaksikan lebih dari 150 perkemahan solidaritas Gaza dibangun di seluruh negeri.
Lebih dari 2.000 orang, termasuk pelajar, telah ditangkap oleh otoritas AS selama demonstrasi pro-Palestina.
Protes mahasiswa juga telah diadakan di Kanada dan Prancis.
Demonstrasi mahasiswa pro-Palestina dimulai pada 17 April di Universitas Columbia untuk memprotes serangan Israel di Gaza, di mana lebih dari 34.600 warga Palestina telah terbunuh dan 77.700 lainnya terluka sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Protes tersebut telah menjadi titik nyala bagi gerakan yang lebih luas untuk memprotes perang genosida Israel di Gaza.
Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza di mana setidaknya 34.622 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 77.867 orang terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Namun, sejak itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim Israel dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang, pada bulan Januari, mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan negara tersebut untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Namun, permusuhan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih belum cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan tersebut. [SHR]