Warga Rafah: Kami Takkan Tinggalkan Tanah Kami

Sejumlah warga dan pengungsi di kota Rafah, selatan Jalur Gaza, mengumumkan pada hari Jumat (16/2/2024) bahwa mereka: “Menyadari beberapa seruan yang dipromosikan oleh pendudukan terhadap Perlawanan dengan tujuan untuk menyerang dukungan rakyat dan menyebarkan perpecahan dan konflik.”

Mereka mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan yang diterima oleh Quds Press: “Warga dan mereka yang mengungsi di Rafah dengan tegas mendukung Perlawanan Palestina.”

Mereka menyerukan: “Faksi-faksi Palestina, kelompok rakyat, suku, cendekiawan dan komponen nasional memainkan peran mereka dalam inisiatif untuk melindungi dukungan rakyat dan mendukung komite darurat dan perlindungan dengan membentuk komite perlindungan rakyat.”

Pernyataan tersebut juga menyerukan: “Badan Keamanan akan menyerang dengan tangan besi siapa pun yang berani menyerang rakyat kami dan kemampuan mereka dari segala arah dan mengaktifkan hukum revolusioner.”

Masyarakat Rafah dan para pengungsi menyerukan: “Pembentukan komite perlindungan rakyat untuk memperkuat masyarakat dan melindungi mereka dari infiltrasi pedagang perang, monopoli, penjahat dan mata-mata yang melarikan diri, dan segera membentuk pencegahan terhadap mereka.”

Mereka meminta masing-masing: “Pusat perlindungan dan perlindungan untuk membentuk komite perlindungannya sendiri berkoordinasi dengan komite darurat pemerintah dan faksi-faksi Palestina untuk menghentikan serangan oleh penjahat. Kami, masyarakat Rafah, warga dan pengungsi, menegaskan bahwa kami tidak akan meninggalkan tanah kami, dan kami akan melindungi Perlawanan. Kami tidak akan bermigrasi, baik secara paksa maupun sukarela. Kami, bersama dengan semua pihak yang berkepentingan, akan melindungi tanah kami, perlawanan kami, rumah kami, dan kehormatan kami, dan kami akan menjadi tembok yang tidak dapat ditembus dalam menghadapi pendudukan dan pendukungnya.”

Sejak 7 Oktober, tentara pendudukan Israel melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan AS dan Eropa, dengan pesawat-pesawatnya mengebom sekitar rumah sakit, gedung, menara dan rumah-rumah warga sipil Palestina, menghancurkannya hingga menimpa kepala penduduknya. Pendudukan juga menghalangi masuknya air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar.

Agresi berkelanjutan pendudukan terhadap Gaza menyebabkan kematian 28.775 syuhada dan melukai 68.552 orang, selain itu lebih dari 85 persen (sekitar 1,9 juta orang) penduduk Gaza harus mengungsi, menurut otoritas Jalur Gaza dan Badan-badan Organisasi Internasional. [SHR]

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *