Mantan Kepala Dinas Keamanan Israel, Shin Bet, Yuval Diskin meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera mundur, Anadolu Agency melaporkan.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Channel 12 Israel, Diskin mengatakan perilaku Netanyahu sejak 7 Oktober “menjelaskan dengan baik mengapa dia harus pulang sekarang”.
Diskin mengatakan Netanyahu tampak “kalah dan acuh tak acuh” dalam dua minggu pertama setelah operasi badai Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober karena ia menolak mengakui tanggung jawab atas serangan Hamas.
“Dalam Pemilu mendatang, kita harus memilih pemimpin yang baru, dapat dipercaya, dan rendah hati, yang mencintai rakyatnya, bukan dirinya sendiri,” kata Diskin.
Netanyahu menghadapi kritik yang semakin besar atas kegagalannya mengakui tanggung jawab atas serangan Hamas di kota-kota perbatasan Israel pada 7 Oktober.
Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh harian Lazar Research Institute untuk Israel, Maariv, menemukan bahwa hanya 27 persen warga Israel yang percaya bahwa Netanyahu adalah orang yang tepat untuk menjalankan pemerintahan.
Survei tersebut menemukan bahwa 49 persen warga Israel, atau sekitar setengahnya, percaya bahwa Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, adalah sosok terbaik untuk memimpin pemerintahan negara tersebut.
Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada hari Jumat (1/12/2023) setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Perlawanan Palestina, Hamas.
Setidaknya 15.899 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 42.000 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat Israel yang tiada henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober menyusul serangan lintas batas oleh Hamas. [SHR]