CD Palestino: Pionir Bela Palestina Lewat Sepak Bola

Ada klub sepak bola bernama Club Deportivo Palestino (CD Palestino), yaitu klub sepak bola dengan nuansa Palestina di negara Chile.

Mengapa mereka memiliki nama yang mirip dengan “Palestina” tetapi bermain di Chile? Berikut sekilas informasinya.

Perang Crimea (1850-an), Perang Dunia II, dan konflik Arab-Israel membuat banyak orang Palestina terpaksa mengungsi ke negara-negara lain, mencari kehidupan yang lebih baik.

Banyak di antara mereka memilih Chile sebagai tujuan pengungsian, terutama yang beragama Kristen. Diperkirakan ada sekitar 500.000 keturunan Palestina di Chile.

Selain agama, sepak bola memainkan peran penting dalam membangun hubungan antara imigran Palestina dan masyarakat lokal di Chile.

Pada tahun 1920, kelompok imigran Palestina membentuk CD Palestino, klub sepak bola dengan warna khas bendera Palestina.

CD Palestino awalnya bermain di kompetisi amatir. Namun, mereka kemudian bergabung dengan liga sepak bola Chile dan naik ke divisi teratas.

CD Palestino telah dua kali menjadi juara Liga Chile pada tahun 1955 dan 1978.

Salah satu pelatih terkenal yang pernah melatih CD Palestino adalah Manuel Pellegrini, yang sekarang melatih Real Betis.

CD Palestino mewakili keberadaan komunitas keturunan Palestina di Chile, dengan sepak bola menjadi sarana akulturasi budaya yang baik.

CD Palestino tetap aktif dalam menyuarakan dukungan mereka untuk Palestina. Klub ini secara terbuka dikenal mendukung kemerdekaan Palestina. Pada Januari 2014, aksi mereka dalam membela Palestina memicu kontroversi lantaran mengganti angka satu di nomor punggung jersey dengan peta Palestina sebelum 1948. Akibatnya, Palestino dikenakan denda sebesar 1.300 dolar Amerika Serikat (Rp20 juta) oleh Federasi Sepak Bola Chile (ANFP) setelah menerima protes dari komunitas Yahudi di Chile.

Kemudian pada tahun 2021, para pemain CD Palestino juga mengenakan kufiyah (sorban Palestina) sebagai bentuk solidaritas dengan peristiwa-peristiwa terkini di Palestina.

Selain itu, beberapa pemain asal Chile memutuskan untuk mewakili tim nasional Palestina di ajang internasional. Salah satunya Jonathan Cantillana yang pernah membela PSIS Semarang dan PSS Sleman di Liga Indonesia pada 2019—2023. Ini menandakan bahwa klub masih membina hubungan yang tulus dengan rekan-rekan senegaranya di Palestina. 

Klub CD Palestino adalah contoh unik tentang bagaimana sepak bola dapat menjadi jembatan budaya dan identitas di lingkungan yang beragam.

Hingga kini, CD Palestino telah menjadi bagian penting dari identitas orang Palestina di Chile selama lebih dari satu abad. Klub ini telah menjadi simbol harapan dan perlawanan bagi rakyat Palestina, baik di dalam maupun luar negeri. [SHR]

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *