Ledakan sisa bom kluster milik koalisi militer Arab Saudi di Yaman menelan 14 korban jiwa dari penduduk sipil. Tiga di antaranya tewas di provinsi Marib, sepuluh terluka di Hodeidah dan satu lainnya juga terluka di Al-Jawf.
Sisa bom kluster itu meledak antara 17 hingga 26 Februari 2022. Luasnya area yang terkontaminasi sisa bom dan kurangnya alat pencegah membuat korban terus berjatuhan.
Bom klaster atau curah merupakan sebuah wadah yang berisi banyak bom kecil (sub-munitions). Wadah ini dapat berupa misil, roket atau alat lainnya yang biasanya dijatuhan dari udara.
Menurut lembaga kemanusiaan Humanity and Inclusion, jumlah bom yang jatuh ke daratan dan tidak meledak langsung dapat mencapai 40 persen. Meski demikian bom-bom yang berserakan di atas tanah itu tetap aktif dan dapat meledak sewaktu-waktu.
Sementara itu, berdasarkan laporan PBB di penghujung 2021, total 377 ribu warga yang terbunuh sejak agresi melanda negara ini. Sejak Riyadh dan koalisi militernya yang didukung penuh oleh Amerika Serikat meluncurkan perang melawan negara termiskin di Asia Barat ini pada Maret 2015.
Mereka menyerang tetangganya di bagian selatan itu lantaran ingin mengembalikan penguasa boneka Abdu Rabbuh Mansour Hadi di Sana’a. Koalisi juga berhasrat menghancurkan kelompok perlawanan di Yaman, Houthi Ansarullah.
Jutaan masyarakat Yaman terancam bencana kelaparan akibat lulu lantaknya infrastruktur dalam negeri.
Walau telah memorakporandakan negara lain, Saudi belum juga mencapai tujuannya. Bahkan dengan perkembangan poros perlawanan yang dibantu angkatan bersenjata Yaman, menurut berbagai pengamat, Saudi hampir mustahil menduduki Sanaa.[]
Al-Masirah