Bencana Kelaparan Ancam 13 Juta Nyawa di Yaman

13 Million Yemenis May Face Starvation, UN Food Agency Warns

Persatuan Bangsa-Bangsa membunyikan alarm tanda bahaya di Yaman. Kepala Badan Pangan PBB (WFP) David Beasley menyebut setidaknya 13 juta orang Yaman terancam jatuh dalam bencana kelaparan.

“Situasi Yaman sangat-sangat buruk,” katanya dalam wawancara bersama The Associated Press, Rabu, 23 Februari.

David mengetakan, 40 persen dari rakyat Yaman kini bergantung kepada bantuan makanan dari WFP. “Kami memberikan makan kepada 13 juta dari total populasi Yaman 30 juta jiwa, dan kami kehabisan duit,” ujarnya.

Sejak Covid-19 mewabah, semakin banyak orang yang menghadapi kelaparan secara global. Inilah yang menekan WFP, menurut David.

Ia bilang, sekitar 285 juta orang dari berbagai belahan bumi ini rentan mengalami kelaparan. Kondisi ini membuat WFP semakin sulit menyediakan kebutuhan untuk rakyat Yaman.

“Jumlah orang yang berjuang (keluar dari kelaparan) kini bertambah dua kali lipat,” ujarnya. “Lalu apa yang harusnya saya lakukan untuk anak-anak di Yaman? Apakah saya mesti mengambil jatah anak-anak di Etopia, Afganistan, Nigeria, atau Suriah? Itu tidak benar.”

Oleh karena itu, WFP terpaksa memotong jatah bantuan bagi delapan juta orang Yaman karena krisis donasi. “Bahkan mungkin kita akan memangkasnya sampai nol. Lalu apa yang bakal terjadi menurut Anda? Mereka akan mati kelaparan. Inilah yang disebut malapetaka besar,” katanya

Sementara korban jiwa lainnya terus berjatuhan di Yaman akibat agresi sejak Maret 2015. Ketika itu, Arab Saudi dan koalisi militernya yang didukung penuh oleh Amerika Serikat meluncurkan perang melawan negara termiskin di Asia Barat ini.

Mereka menyerang tetangganya di bagian selatan itu lantaran ingin mengembalikan penguasa boneka Abdu Rabbuh Mansour Hadi di Sana’a. Koalisi juga berhasrat menghancurkan kelompok perlawanan di Yaman, Houthi Ansarullah.

Selain jutaan masyarakat terancam bencana kelaparan, 300 ribu lebih nyawa telah melayang akibat agresi. Selain itu, infrastruktur termasuk rumah sakit luluh lantak. 

Walau telah memorakporandakan negara lain, Saudi belum juga mencapai tujuannya. Bahkan dengan perkembangan poros perlawanan yang dibantu angkatan bersenjata Yaman, menurut berbagai pengamat, Saudi hampir mustahil menduduki Sanaa.[]

 

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *