Seorang pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa pihaknya dan Indonesia serta Arab Saudi diam-diam sedang bekerja untuk mewujudkan normalisasi hubungan.
“Tujuannya adalah untuk menormalisasi hubungan dengan Indonesia dan Arab Saudi,” ungkap pejabat tersebut, Senin (3/1/2022), seperti dikutip stasiun televisi Israel, i24News.
“Ini adalah dua negara yang kami ingin mencapai kesepakatan dengannya, tapi ini merupakan proses yang lambat yang membutuhkan waktu dan usaha. Kami harapkan yang terbaik.”
Menurut i24News, Amerika Serikat (AS) bertindak sebagai mediator antara kedua negara.
Saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Jakarta beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken memang sempat mengangkat isu normalisasi hubungan antara Indonesia dan Israel.
Hal itu diakui oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah.
“Isu Israel muncul disampaikan oleh Menlu Blinken pada pertemuan dengan Menlu RI saat kunjungan ke Jakarta,” ungkap Faizasyah, Jumat (24/12/2021), seperti dilansir Antara.
Namun, kata Faizasyah, posisi Indonesia tetap konsisten bersama rakyat Palestina.
“Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan posisi konsisten Indonesia terhadap Palestina bahwa Indonesia akan terus bersama rakyat Palestina memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan.”
Sementara itu, pejabat Israel yang dikutip i24News tersebut juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga sedang berusaha mendekati negara-negara muslim lainnya seperti Kepulauan Komoro, Maladewa, serta dalam jangka panjang, Kuwait, dan Qatar.
Sementara itu, Asisten Menteri Urusan Hubungan Multilateral untuk Otoritas Palestina, Ammar Hijazi menyebut penandatanganan perjanjian tersebut sebagai “sebuah hari yang menyedihkan”.
“Satu-satunya jalan menuju perdamaian bagi warga Palestina adalah penghentian pendudukan brutal Israel ini dan memberikan warga Palestina hak-hak untuk menentukan nasib sendiri. Tanpa itu, tidak ada jalan menuju perdamaian di kawasan ini,” ujar Hijazi kepada Al Jazeera.
Senada, Hamas menyebut kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel yang dilakukan negara-negara Arab sebagai “tikaman di punggung Palestina”.
“Kesepakatan ini sama sekali tidak mendukung gerakan rakyat Palestina, ini justru mendukung narasi Zionis,” kata Jubir Hamas, Hazem Qassem, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Al Jazeera.
“Kesepakatan ini mendorong pendudukan (Israel) untuk terus mengabaikan hak-hak rakyat Palestina kami, dan bahkan melanjutkan kejahatan-kejahatannya terhadap warga kami.” []