Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan 2,6 juta pengungsi di Yaman mengahadapi kekurangan stok makanan. PBB pun menyalurkan bantuan dengan uang tunai.
“Bantuan tunai kami membantu para keluarga menemukan kebutuhan pangannya,” kata lembaga urusan pengungsi PBB (UNHCR) seperti dikutip Middle East Monitor, 27 Oktober 2021.
Meski demikian, bantuan tunai dari lembaga kemanusiaan Al-Thani Qatar ini hanya bisa membantu lebih dari 300 ribu warga Yaman.
Lembaga The Thani bin Abdullah bin Thani Al-Thani berdiri sejak April 2019. Selain membantu Yaman, yayasan ini juga pernah menyalurkan bantuan 35 juta dolar lebih ke pengungsi Rohingya di Bangladesh dalam bentuk zakat melalui UNHCR.
Sementara itu, korban meninggal di Yaman telah mencapai dua ratus ribu lebih sejak agresi melanda tetangga Arab Saudi itu pada Maret 2015. Ketika itu, Riyadh dan koalisi militernya yang didukung penuh oleh Amerika Serikat meluncurkan perang melawan negara termiskin di Asia Barat ini.
Mereka menyerang tetangganya di bagian selatan itu lantaran ingin mengembalikan penguasa boneka Abdu Rabbuh Mansour Hadi di Sana’a. Koalisi juga berhasrat menghancurkan kelompok perlawanan di Yaman, Houthi Ansarullah.
Kebanyakan korban tewas dari kalangan anak-anak dan perempuan. Tak hanya itu, jutaan masyarakat Yaman terancam bencana kelaparan hingga kini akibat lulu lantaknya infrastruktur dalam negeri.
Walau telah memorakporandakan negara lain, Saudi belum juga mencapai tujuannya. Bahkan dengan perkembangan poros perlawanan yang dibantu angkatan bersenjata Yaman, menurut berbagai pengamat, Saudi hampir mustahil menduduki Sanaa. []