Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memandang berdirinya negara Palestina berarti membuka peluang berdirinya sebuah negara teror. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers bersama kanselir Jerman Angela Markel di Yerusalem, 10 Oktober 2021.
“Kami belajar dari pengalaman dan bekesimpulan negara Palestina besar kemungkinan menjadi negara teror,” kata Bennett seperti dikutip media Israel, Haaretz.com.
Ia menambahkan Israel tidak mengabaikan warga Palestina. Mereka, kata mantan Menteri Pertahanan Israel ini, adalah “tetangga kami.”
Pernyataan ini diutarakan usai mendengar Markel mengatakan dalam forum itu, “Saya percaya tetangga Israel ini tak diabaikan.”
Selama kunjungannya, Markel tak terdengar melontarkan kritik terhadap pendudukan ilegal Israel dan tindak kriminalnya terhadap warga Palestina. Ia mengabaikan berbagai laporan organisasi hak asasi manusia yang menilai Israel sebagai negara apartheid.
Markel berkunjung ke wilayah pendudukan itu beberapa hari setelah pengadilan Israel mengizinkan orang-orang Yahudi fanatik menggelar ibadah diam-diam di dalam Masjid Aqsa, tempat ketiga yang disucikan umat Islam. Selain itu, pemukiman ilegal Israel tak berhenti merebut lahan-lahan Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem yang mengakibatkan ribuan warga terpaksa mengungsi.[]