Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan krisis kemanusiaan di Yaman kian parah memasuki tahun ketujuh perang. “Kami benar-benar menyaksikan 16 juta orang di Yaman ‘bergerak’ menuju kelaparan,” kata Direktur Program Pangan Dunia PBB David Beasley, pada Rabu, 22 September 2021.
Hingga kini perang terus berlanjut dan memakan korban. Selain jutaan orang terancam kelaparan, ribuan orang telah mengungsi.
Laporan ini disampaikan David pada pertemuan virtual tingkat-tinggi para menteri di sela-sela Sidang Umum PBB ke-76. PBB menyampaikan melonjaknya kebutuhan bantuan untuk warga Yaman.
“Nomor satu, kami butuh berakhirnya perang ini. Kalau bantuan sudah lesu, ya, akhiri perang ini. Para pemimpin dunia harus menekan seluruh pihak yang terlibat dalam konflik ini karena warga Yaman telah cukup menderita.”
Sementara korban meninggal telah mencapai dua ratus ribu lebih sejak agresi melanda Yaman pada Maret 2015. Ketika itu, Riyadh dan koalisi militernya yang didukung penuh oleh Amerika Serikat meluncurkan perang melawan negara termiskin di Asia Barat ini.
Mereka menyerang tetangganya di bagian selatan itu lantaran ingin mengembalikan penguasa boneka Abdu Rabbuh Mansour Hadi di Sana’a. Koalisi juga berhasrat menghancurkan kelompok perlawanan di Yaman, Houthi Ansarullah.
Kebanyakan korban tewas dari kalangan anak-anak dan perempuan. Tak hanya itu, jutaan masyarakat Yaman terancam bencana kelaparan hingga kini akibat lulu lantaknya infrastruktur dalam negeri.
Walau telah memorakporandakan negara lain, Saudi belum juga mencapai tujuannya. Bahkan dengan perkembangan poros perlawanan yang dibantu angkatan bersenjata Yaman, menurut berbagai pengamat, Saudi hampir mustahil menduduki Sanaa. []
Tasneem