Lebih dari 120 cendekiawan dan seniman, juga 20 organisasi budaya dan lembaga akademis telah berjanji mendukung seruan Palestina untuk boikot akademis dan budaya terhadap lembaga-lembaga Israel yang terlibat.
“Kami mengutuk penjajahan, pendudukan, dan kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina,” kata mereka dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan belum lama ini.
“Organisasi hak asasi manusia B’Tselem dan Human Rights Watch (HRW) tahun ini menyimpulkan bahwa kebijakan rezim Israel sama dengan kejahatan apartheid sebagaimana didefinisikan dalam hukum internasional. Masyarakat sipil internasional telah bangkit untuk secara luas mendukung hak-hak Palestina,” lanjut mereka.
“Media internasional telah mulai beralih dari normalisasi pendudukan tanah Palestina dan penganiayaan terhadap warga Palestina, dan membungkam para kritikus, menjadi melaporkan secara terbuka tentang situasi tersebut.”
“Pembelaan hak asasi manusia telah didorong oleh gerakan antirasis global, khususnya perubahan atmosfer yang ditimbulkan oleh gerakan Black Lives Matter.”
“Sekarang saatnya untuk mengambil tindakan!” bunyi pernyataan itu menegaskan.
Para cendekiawan dan institusi Finlandia juga telah menyatakan solidaritas dan dukungannya terhadap boikot budaya dan akademik Israel sebagai bagian dari gerakan Boikot Divestasi dan Sanksi (BDS) internasional.
“BDS adalah gerakan anti-rasis non-kekerasan yang dipimpin Palestina untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan. BDS menjunjung tinggi prinsip sederhana bahwa orang Palestina berhak atas hak yang sama dengan umat manusia lainnya,” tulis mereka.
Para cendekiawan dan lembaga Finlandia juga telah berjanji “untuk tidak menerima undangan apa pun untuk tampil atau berpameran di Israel atau menerima dana apa pun dari lembaga mana pun yang terkait dengan rezim Israel.”
“Kami tidak akan mempresentasikan atau mendistribusikan karya seni atau publikasi yang ditugaskan oleh Israel. Kami berjanji untuk mengikuti pedoman gerakan BDS. Kami berkomitmen untuk mendukung boikot ini sampai Israel mematuhi hukum internasional dan prinsip-prinsip universal hak asasi manusia,” mereka menekankan sambil menyerukan Negara Finlandia untuk “menghormati hak asasi manusia dan segera mengakhiri semua perdagangan senjata dengan Israel dan melarang impor produk dari permukiman ilegal.”
Mereka juga mendesak seniman, pekerja budaya dan akademisi yang berbasis di Finlandia, serta organisasi budaya dan institusi akademik untuk bergabung dalam boikot tersebut. []