Pemerintah Kotamadya Gaza memperingatkan konsekuensi setelah fasilitas desalinasi Al-Sudaniyya berhenti bekerja. Fasilitas itu berhenti bekerja setelah otoritas Israel melarang masuknya antiscalant ke wilayah tersebut.
Pemerintah kota mengatakan bahwa operator fasilitas memberitahu bahwa mereka telah kehabisan antiscalant, yang memaksanya untuk berhenti bekerja pada hari Minggu. Sehingga potensi krisis air bersih pun kembali mengancam warga Gaza.
Ditambahkan bahwa mereka mulai menggunakan sumur air asin, padahal biasanya mampu menghasilkan 10.000 cangkir air desalinasi setiap hari. Namun, pemadaman listrik menyusutkan produksinya hingga setengahnya.
Dalam konteks yang sama, Kotamadya memperingatkan penundaan upaya rekonstruksi, dan meminta organisasi HAM dan pihak berwenang untuk ikut campur tangan mendesak Israel segera membuka jalur penyeberangan di pintu perbatasan.
Sekadar informasi, desalinasi (desalinization) merupakan proses untuk menghilangkan kadar garam berlebih pada air laut untuk menghasilkan air yang dapat dikonsumsi manusia dan hewan serta aman dimanfaatkan menyiram tumbuhan. Nah, dalam proses pemurnian air inilah diperlukan antiscalant, yakni bahan kimia yang dirancang untuk menghambat pembentukan dan pengendapan garam mineral mengkristal yang membentuk skala.
Antiscalant disuntikkan ke dalam air umpan sebelum air umpan tersebut masuk ke membran Reverse Osmosis (RO). Reverse Osmosis adalah proses filtrasi menggunakan selaput (membran) yang dimanfaatkan secara luas untuk proses desalinasi dan pemurnian air. []