Dalam beberapa bulan terakhir, yang menarik perhatian di kota Beita adalah bahwa sebagian besar demonstran atau pengunjuk rasa menentang pos ilegal Israel adalah remaja yang lahir setelah tahun 2000-an.
Artinya, mereka tidak menyaksikan atau mengalami Intifadah kedua, namun memiliki spirit perlawanan yang tak kalah hebatnya.
Selain itu, sepanjang perjuangan melawan permukiman ilegal yang sedang dibangun di tanah mereka, warga Palestina di kota Beita telah mengembangkan cara inovatif untuk melakukan perlawanan.
Mereka pun membentuk beberapa kelompok (sekitar 10 kelompok) dengan nama-nama unik seperti “Penjaga Gunung”, “Barisan Obor”, “Kelompok Ban”, “Kelompok Molotov”, dan lain-lain, dengan tugas spesifik masing-masing, sesuai penamaan khas tersebut.
Namun demikian, seluruh kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan, yakni mengusir pemukim ilegal Israel yang tak henti ingin menjarah tanah warga Palestina dengan dukungan penuh pasukan rezim Zionis Israel. []