Hamas Kembali Meminta Dukungan Indonesia


Kelompok perlawanan di Palestina, Hamas, kembali meminta bantuan Indonesia.  Permintaan disampaikan oleh Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh, kepada Presiden Indonesia Joko Widodo.  

Dalam suratnya kepada Jokowi, Haniyeh berharap Indonesia segera menggalang dukungan dunia Islam, Arab dan internasional untuk bersikap tegas dan jelas terhadap tindakan kriminal Israel di tanah Palestina. “Kami meminta Anda untuk segera bertindak,” katanya dalam surat seperti dilansir Anadolu Agency, 19 Mei 2021.   

Aksi kriminal Israel yang dimaksud Haniyeh merujuk pada serangan pesawat udara Israel di Jalur Gaza, penggusuran paksa di Syekh Jarrah, diskriminasi rasial, dan kebijakan yahudisasi permukiman. Termasuk tindakan aparat Tel Aviv yang mengotori kesucian Masjid Alaqsa dengan menyerang jemaahnya dan tidak membebaskan mereka beribadah di sana. 

Berdasar data Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 217 warga Palestina terbunuh, termasuk 63 anak-anak dan 36 perempuan, akibat serangan Israel terhadap Gaza sejak 10 Mei. Sementara korban luka mencapai 1500 jiwa. 

Pada hari pertama agresi, Hamas telah mengirimkan pesan permintaan dukungan kepada Jokowi. Dalam pesannya, Hamas menyerukan umat Islam untuk bersama-sama melawan kekejaman Israel yang dilakukan pada akhir bulan suci Ramadan tersebut.    

Pada 15 Mei, Jokowi mengecam agresi brutal itu. Kecaman ia sampaikan melalui akun Twitter resmi @jokowi. “Indonesia mengutuk serangan Israel yang telah menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. Agresi Israel harus dihentikan,” ujar Presiden.  

Pakar Timur Tengah dari Universitas Padjajaran Dina Sulaeman mengatakan, Indonesia selama ini memiliki peran penting dalam isu Palestina. Termasuk menyuarakan di forum PBB agar isu Palestina tidak terpinggirkan. 

“Saya pernah bertemu Ibu Menlu (Retno Marsudi). Beliau bilang,  membawa (isu Palestina yang terpinggirkan) ke tengah itu penting,” kata Dina dalam Webinar ihwal Palestina di kanal Youtube Publik TV, 19 Mei 2021. Isu Palestina sempat terpinggirkan khususnya ketika kelompok teroris ISIS menyerang Suriah sejak 2011. 

Dina mengemukakan, adanya pihak yang justru menginginkan Indonesia berbaikan dengan Israel. Oleh karena itu, Dina mengajak masyarakat Indonesia untuk melawan narasi pendukung normalisasi dengan rezim penjajah. “Banyak sekali narasi yang dibuat oleh pro-Israel dan itu perlu kita lawan,” katanya.  

Sementara analis Timur Tengah lainnya, Musa Kazhim, juga berpendapat perhatian Indonesia terhadap Palestina telah ada sejak dulu. Bahkan dukungan terhadap bangsa terjajah seperti Palestina menjadi bagian dari ideologi negara seperti yang tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. 

“Jadi, dukungan Indonesia terhadap Palestina bukan barang asing,” katanya dalam acara Publik TV.  “Walaupun seluruh negara di dunia enggan mendukung Palestina, kita tetap wajib menjalankan tugas konstitusi kita: mendukung Palestina.” 

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *