Tiap 2 Jam 6 Bayi Kehilangan Nyawa di Yaman


Rata-rata seratus ribu bayi baru lahir meninggal dunia setiap tahun di Yaman. Tragedi ini berlangsung sejak koalisi militer Arab Saudi menyerang Yaman lima tahun lalu.

“Ini berarti enam nyawa bayi melayang setiap dua jam,” kata pejabat tinggi Kesehatan Yaman Najeeb Alqubati kepada jaringan televisi Almashirah, 20 Desember 2020.  

Ia bilang, bantuan peralatan medis terhambat masuk ke negaranya selama agresi. Apalagi, koalisi yang didukung Amerika Serikat ini juga memblokade akses keluar masuk Yaman.  

“Hingga kini, kami tak bisa membawakan tenaga medis lantaran blokade dan agresi,” ujarnya. 

Selain menghalangi bantuan alat medis, blokade membuat bencana malnutrisi. Akibatnya, calon bayi gugur sejak dalam kandungan ibunya.

Najeeb juga bercerita bayi kembar siam yang lahir di Rumah Sakit Ibu Assabin, Sana’a. Menurutnya, operasi pemisahan bayi harusnya segera dilakukan di luar negeri. 

“Tapi karena ageresi dan blokade, kita tak dapat melaksanakan itu,” katanya. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta perhatian anggotanya ditujukan kepada krisis kemanusiaan di Yaman. “Saya menyerukan kepada semua negara-negara anggota untuk meningkatkan dukungan finansial untuk operasi bantuan PBB, dan untuk mengatasi krisis ekonomi yang parah di negara ini,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres seperti dipublikasikan situs resmi PBB, 14 Desember 2020.  

Badan pangan PBB memperingatkan kemungkinan lima juta jiwa akan ditimpa bencana kelaparan mulai tengah tahun depan. Musibah ini diperberat dengan terbatasnya fasilitas kesehatan, obat-obatan dan merebaknya pandemi Covid-19

Tapi kelompok perlawanan terhadap agresi Saudi di Yaman, Houthi Ansarullah, mengkritik PBB. Menurut Houthi, badan dunia berkantor pusat di New York itu hanya diam menyaksikan Yaman diblokade. 

Padahal, blokade yang justru menghambat bantuan masyarakat internasional masuk ke Yaman.  “Berlanjutnya blokade dan penutupan bandara internasional Sana’a dan pelabuhan Hudaydah merupakan kejahatan dan PBB berpartisipasi dengan membiarkan tentara agresor melanjutkan kekejaman mereka,” kata juru bicara Hauthi, Mohammad Abdul-Salam dalam twitternya @abdusalamsalah, 15 Desember. 

Sementara Indonesia menyebut, perang di Yaman bukan hanya berdampak krisis kemanusiaan dalam wilayah tetangga Saudi itu. Perang yang telah berlangsung sejak Maret 2015 ini juga berdampak buruk pada keamanan di Timur Tengah. 

“Terkait Yaman, kita selalu konsisten, agar pihak-pihak yang berkonflik untuk dapat menyelesaikan permasalahan mereka dan tidak menjadikan Yaman sebagai medan pertarungan  kepentingan negara-negara besar,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah kepada Kospy.id melalui sambungan telepon, 17 Desember 2020.

Berbagi artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *